Monday, November 5, 2018

Cerita Panas - Malam Natal Penuh Kenangan

Malam Natal Penuh Kenangan


Poker899 | Agen Poker Terpercaya - Pertama-tama saya ingin memperkenalkan namaku sebagai Alex dan kisah tak terlupakan ini terjadi pada hari ini dimana umat kristiani sedang ramai menyiapkan untuk hari natal keesokan harinya tetapi aku mencoba merayakan natal dengan caraku sendiri bersama kekasihku Novi dan teman baikku yang bernama Trisno di malam natal 2000.

Waktu bertemu Novi memakai pakaian blouse kaos ketat you can see dan panjangnya sampai tengah pahanya sehingga paha putih mulus akan terlihat jelas, blouse berwarna hitam putih berbahan tipis dan di bagian atas model tali terkait ke bahunya.

Blousenya itu mencetak jelas body dan buah dadanya yang berukuran 36B dan dari bokongnya yang nungging terbentuk bulatan penuh menyerupai gunung kembar terlihat celana dalam kecil dan tipis tercetak di blouse bagian belakangnya, paha putih mulusnya jika selagi duduk terlihat celana dalam tipisnya yang berwarna hitam sungguh seksi malam ini.

Trisno tersenyum senang ketika bertemu apalagi melihat Novi terlihat seksi kulihat dia beberapa kali mencuri pandang ke Novi dan ketika kami bertiga berjalan dengan mobil dia beberapa kali berbicara dengan Novi sambil membalikkan tubuhnya ke belakang karena Novi duduk di belakang sementara aku terus menyetir mobil menuju ke karaoke di bilangan Harmoni.

Kita memang ingin santai terutama aku karena untuk melepas stress akibat pekerjaan, bernyanyi dan tertawa di ruang tertutup tentu lebih enak dan puas. Memang betul, dicoba saja walaupun suara anda pas-pasan atau fals, tidak usah anda pikirkan karena semua teman anda tahu bahwa anda bernyanyi dan menikmati suasana untuk melepas beban kerjaan, teriak-teriak saja boleh kok! asal teman anda jangan pada budeg saja jadinya.

Kami bertiga masuk keruangan VIP room di VIP ini ada kursi mebel yang panjang berbentuk huruf U kamar tidur tersendiri dan kamar mandi dalam lengkap. Setelah memesan makanan dengan satu picher bir dan nasi goreng berikut kentang goreng plus kacang mede, kami bernyanyi bersama dan kadang sendiri diselang-seling dengan dansa bertiga dan joged berdua pokoknya semua happy.

Setelah tuntas makan dan minum kembali bernyanyi setelah melihat suasana telah menghangat aku melihat antara Trisno dan Novi adanya perasaan ingin berbincang tanpa adanya aku, maka aku mengambil inisiatif untuk ke bawah, bilangnya untuk mengambil rokok, padahal tinggal pesan saja ke kamar rokok dapat di antar ke kamar.

Bagaimanapun juga peristiwa yang lalu sudah berlangsung cukup lama sehingga mereka agak cukup riskan juga untuk lebih mengakrabkan suasana yang ada. Ini terlihat ketika beberapa kali Trisno berusaha lebih mendekatkan diri ke Novi dengan posisi duduk Novi di antara kami berdua terlihat.

Trisno kadang dengan ragu meletakkan tangannya di pundak Novi apabila Novi merebahkan badannya ke sofa, kadang dengan pura-pura bercanda tangannya diletakkan di paha Novi dan Novi juga terlihat canggung, kadang mencubit paha Trisno kadang merebahkan kepala dan badannya ke pundak Trisno dan kepadaku juga dia melakukan hal itu. Akhirnya, “Aku ke bawah dulu ya… mau ambil rokok di mobil.

” kataku. Kulihat Trisno tersenyum, “Saya kalau bisa Marlboro…” kata Trisno. Novi hanya tersenyum, “Yaa sudah saya cariin deh kalau ada warung rokok di seberang jalan,” kataku memberi kesempatan ke mereka berdua untuk waktu yang agak memungkinkan mereka lebih mengakrabkan suasana yang ada karena bagaimanapun Novi adalah kekasihku dan Trisno adalah teman baikku yang sudah kuanggap sebagai saudaraku sendiri.

Aku keluar ruangan dan segera mengambil rokok di mobil dan segera naik kembali ke atas. Aku sengaja tidak masuk ke dalam ruangan, tapi karena kulihat pintunya yang sebagian tengahnya dari kaca gelap maka aku dapat melihat ke dalam. Aku ingin tahu apa mereka telah akrab kembali? Kebetulan di lantai atas suasananya sepi dan dari luar kaca itu aku dapat melihat ke dalam, karena di dalam ruangan itu lampunya dalam keadaan hidup sementara di luar dalam keadaan gelap.

Biasanya di dalam dimatikan dan hanya diterangi dari cahaya TV yang menyala. Kulihat ternyata posisi Trisno telah berubah sekarang. Mereka terlihat sedang saling berpelukan mesra. Kulihat tangan Novi melingkar ke belakang leher Trisno, sementara tangan Trisno juga memeluk pinggang Novi. Trisno sedang mencium bibir Novi dan ternyata Novi membalas dengan menengadahkan kepalanya ke atas.

Mereka saling melumat, terlihat dari gerakan kepala Trisno dan Novi yang saling berpindah posisi miring kiri dan kanan dengan penuh emosi mereka berdua tengah saling mempermainkan lidahnya. Setelah cukup lama maka tangan Trisno mulai merayapi lekuk lekuk tubuh Novi.

Kadang tangannya meremas bongkahan bokong Novi dan perlahan merayap ke atas dan sampai ke gundukan bukit buah dada Novi dan dengan remasan perlahan tapak tangannya lalu membuat gerakan meremas dan memutar seperti memijat.

Ketika Novi menengadahkan kepalanya ke samping segera Trisno menundukan kepalanya ke gundukan buah dada Novi dan melakukan gerakan mencium buah dadanya dari luar blouse sambil menciumi dada Novi. Dari luar, tangan Trisno menarik tali di pundak kiri Novi lalu menarik tali itu ke bawah melewati tangannya karena dia tidak memakai BH.

Maka tersembulah buah dadanya bagian kiri dengan daging yang putih mulus dengan putingnya yang telah mengeras di muka Trisno. Dengan perlahan lidah Trisno menyapu gundukan bukit buah dada Novi dan kadang menghisap perlahan puting Novi.

Kulihat Novi memejamkan matanya dan mulutnya terbuka. Aku tidak dapat sama sekali mendengar erangan dan desahan Novi karena ruangan itu kedap suara dan juga adanya suara lagu-lagu yang terus berputar di ruangan itu. Tapi itu tidak menghalangi keinginanku untuk terus melihat dari luar tanpa berusaha untuk masuk ke dalam kamar karena aku sudah berjanji kepada Trisno bahwa aku akan membagi semua milikku kepadanya termasuk kekasihku dan aku akan ceritakan di lain kesempatan bagaimana Trisno juga memberikan adiknya kepadaku.

Novi telah birahi, dia menggelinjangkan badannya ketika Trisno terus menghisap putingnya. Sementara tangan kanannya mengangkat pinggul Novi ke atas dan Novi dengan pasrah mengikuti gerakan tangan Trisno yang mengangkat blouse ketat Novi ke atas. Blouse itu berhenti di atas pinggulnya sehingga sebagian pinggulnya yang putih mulus itu telah berada di dalam genggaman tangan Trisno.

Tangan itu terus mengusap dan membelai paha jenjang, sementara celana dalam hitam Novi yang tipis terlihat jelas dan gundukan daging liang kemaluannya tercetak di kain penutup celananya juga terlihat remang-remang bulu-bulu kemaluannya keluar dari atas celana dalam mini Novi.

Tangan Trisno yang kiri kulihat membuka reitsleting celana jeansnya dan kulihat tangannya mengeluarkan kejantanannya yang ternyata telah menegang dan besar lalu mengarahkan tangan Novi untuk memegang batang kejantanannya.

Novi dengan perlahan memegang batang kemaluan tersebut, dan secara perlahan lama kelamaan mulai mengurut batangan itu ke atas ke bawah dan mereka berdua terus memberikan rangsangan kepada lawannya masing-masing. Tangan Trisno kadang meremas bongkahan pantat Novi dan meremas pinggul Novi.

Sementara Novi tangannya terus mengurut batang kemaluannya ke atas ke bawah. Cukup lama mereka melakukan hal itu. Kurasa mereka berdua saling mendesah dan mengerang terlihat dari gerakan bibir dan mulut Trisno dan Novi yang kadang terbuka dan tertutup.

Kadang mereka saling bicara diselingi ciuman mesra layaknya orang bercumbu penasaran dan cemburu pasti ada pada diriku tapi dorongan untuk melihat tindakan mereka berdua lebih kuat di otakku saat ini. Blouse Novi, tali dipundaknya telah terlepas kedua-duanya ke bawah sehingga blouse tersebut kini terlipat di tengah badan Novi, bibir dan lidah Trisno berganti-ganti mengisap dan melumat bukit dada Novi kiri dan kanan membuatnya mengerang dan menggelinjang badannya.

Kulihat Trisno berkata sesuatu ke Novi dan tangan Trisno mengangkat Novi ke pangkuannya kulihat Trisno duduk menyandarkan badannya ke belakang. Sementara Novi duduk di pangkuan Trisno, dengan mesranya tangan Trisno meremas bongkahan pantat Novi sementara mulut mereka berdua saling lumat saling bermain lidah dan kadang tangan Trisno keduanya meremas kedua bukit dada Novi dan Novi pun karena terangsang mulai menggerakkan perlahan pinggulnya maju mundur.

Rupanya batang kemaluan Trisno tengah digesek-gesekkan ke belahan kemaluan Novi walaupun Novi tetap memakai celana mininya yang tipis, tapi aku yakin Novi merasakan gesekan batang kemaluan Trisno di belahan kemaluannya.

Tak kumengerti kenapa Trisno tidak melepas celana dalam Novi yang tipis dan kecil itu padahal tinggal menarik atau menggeser sedikit tutup kain tipis kecil penutup belahan kemaluan Novi, maka liang kemaluan Novi akan terbuka di hadapannya dan tentu batang kemaluan besar itu dapat menerobos belahan liang kemaluannya.

Hanya terlihat tangan Trisno masuk ke dalam celana Novi di bagian pantat dan hanya dengan menggeser kain tipis pada pantat Novi. Jemari Trisno dengan leluasa meremas bongkahan pantat Novi.

Saya hanya bermasturbasi ria sambil menonton atraksi yang menggairahkan itu. Novi terus bergerak di pangkuan Trisno, kedua tangannya merangkul leher Trisno sehingga bukit buah dada Novi tepat berada di muka Trisno. Sementara gerakan pantatnya maju mundur memberikan gesekan pada belahan kemaluannya kadang kepalanya tertunduk dan membuat bukit dadanya menekan muka Trisno saat itu Trisno memberikan sapuan pada bukit tersebut dengan lidahnya.

Pada saat kepalanya terlempar ke belakang, Trisno meremas buah dada itu dengan tangan kanannya melakukan gerakan memuntir perlahan puting Novi. Sementara tangan kirinya menyelinap ke belakang bongkahan bokong Novi dan membantu menggerakkan pinggul Novi maju mundur berirama kadang cepat kadang dengan gerakan lembut.

Lidah dan mulutnya tak kalah sibuk terus melumat dan menjilati sekujur dada, leher dan muka Novi seperti mandi kucing. Kurang lebih lima belas menit mereka berdua bergerak seperti penari erotis dan akhirnya Novi sepertinya telah ejakulasi dengan keluar air kenikmatannya, terlihat dari gerakannya yang perlahan dan lemas dibahu Trisno.

Trisno berbisik dan lalu merebahkan Novi ke kursi panjang itu dengan posisi tetap seperti dalam pangkuan. Maka ketika direbahkan ke kursi posisi Novi dalam keadaan tertindih dengan kakinya yang tetap mengangkang lebar. Sementara kedua paha Trisno berada di antara paha Novi.


Batang kemaluan Trisno dalam keadaan menegang tetap berada di belahan kemaluan Novi yang ditutupi celana mini tipis itu. Tangan Novi memeluk leher Trisno dan bibir mereka kembali saling berpagutan dan terlihat mereka berdua saling bermain lidah. Sementara tangan Trisno tak lepas dari meremas dan membelai bukit buah dada Novi. Lalu Trisno berkata sesuatu ke Novi dan kulihat Novi menggelengkan kepalanya. Yak lama kemudian Trisno perlahan mulai menggerakkan pinggulnya naik turun. Kulihat gerakan itu teratur bergerak naik turun dan kadang menekan. Sementara Novi menengadahkan kepalanya ke atas.

Aku tidak tahu apa mereka bersenggama atau hanya eges-eges (gesek gesek) tapi celana dalam Novi tetap berada pada tempatnya. Kalau melihat gerakan mereka persis seperti orang bersenggama tapi kok celana itu? Trisno terus bergerak maju mundur membuatku penasaran dan batang kemaluanku tegang sendiri.

Memikirkan itu aku panik juga bagaimanapun dia itu adalah cewekku tapi ini kami lakukan hanya untuk untuk membuat dia senang dan mengisi kekosongan di dalam suasana yang BT. Untuk itu aku harus memastikannya aku segera membuka pintu perlahan, tapi ternyata mereka berdua tidak mengetahuinya, pasti karena suara lagu yang diputar cukup keras sehingga mereka tidak tahu dan menyadari adanya kehadiranku di belakangnya.

Dengan berdiri di belakang mereka aku dapat melihat jelas Trisno posisinya dengan bersandarkan pada kedua sikunya sehingga tubuhnya tidak menghimpit badan Novi tapi buah dada Novi tetap saling berhimpitan dengan dadanya. Sedangkan bagian bokong Trisno terus melakukan gerakan memajukan dan menarik pantatnya.

Kulihat Novi mengerang dan mendesah perlahan, tapi aku tidak dapat melihat apakah celana dalam Novi digeser kain penutup depan bagian liang kemaluannya atau tidak karena terhalang oleh body Trisno yang tinggi besar, dan memang celana itu tetap berada di tempatnya hanya merosot sedikit ke bawah.

Terlihat tali celana itu tidak lagi berada di pinggangnya tapi telah berada di pinggul. Penasaran melihat mereka akhirnya aku merasa yakin mereka hanya gesek- gesek, maka aku rebahan di kamar tidur kurang lebih sepuluh menit aku rebahan menenangkan diri.

Ketika telah tenang otakku akhirnya kupanggil Novi ke dalam, “Novvv…” kataku. Tak ada jawaban , “Novvvvv…” kataku lagi. “Yaa…” kata Novi menjawab.

Aku rasa dia berdua kaget kalau aku ternyata telah di dalam. Novi ke dalam dan tersenyum malu dengan wajah merah. “Kenapa sayang…” kata Novi sambil memelukku. “Kamu tadi ngapain…” kataku menyelidik sambil memandangnya gemas. “Kamu kan lihat sendiri…” kata Novi.

“Kamu tidur sini…” kataku menarik dia rebahan di tempat tidur. Tanpa buang waktu ketika dia belum rebahan kulepas baju kaosnya sehingga tinggal celana dalam mininya. Perlahan kujilati buah dadanya, terasa wangi permen menthol. Memang di depan disediakan permen, tapi terus saja kulumat putingnya.

Dia mengerang dan rupanya dia tidak sabar, segera menarik kaosku ke atas serta segera melepaskan celana panjang dan celana dalamku. Rupanya pemanasan yang dilakukan tadi di luar bersama Trisno terlalu lama membuatnya sudah ingin untuk bersenggama. Kejantananku yang sudah menegang segera dipegangnya lalu dihisap dan dilumat ke dalam mulutnya.

Kurasa dia begitu terangsang birahinya karena dalam melumat batang kemaluanku semua ditelannya sampai mentok di tenggorokannya. Kadang bijiku dihisap dan lidahnya bermain di sekujur batang kemaluanku sampai ke buah zakarku dijilatinya. Lidahnya terus bermain-main di ujung kepala kemaluanku dan menggeser-geser belahan lubang kencing kemaluanku. Rasanya… “Uuufff aakkhhh…” desahku.

“Gila banget! Kamu sudah konackhh ya.. Ginnn…” erangku keenakan dan terasa geli kadang meriang (coba saja hal itu dengan pasangan anda pasti meriang itu badan). Gila juga Novi kalau sudah panas dia seperti orang di padang pasir. Habis semua kemaluanku dilumatnya, sementara kulihat dicelananya ada gumpalan cairan membasahi kain celana penutup belahan kemaluannya, seperti bulatan. Rupanya dia sudah banjir dari tadi atau bekas air mani Trisno? Penasaran aku tanya dia, “Kamuuu tadi gituan yaaa…?” tanyaku penasaran.

“Emmmhh… emmhhhff…” dia tidak menjawab hanya terus melumat batang kemaluanku lebih kuat lagi. Digigitnya kepala kemaluanku pelan dan gemas, “Akkhhh… gilaaa kamuuu…” kataku. B

atang kemaluanku mengeras kuat seperti besi balok. Kubiarkan dia memuaskan hasratnya melumat habis kejantananku dari ujung sampai pangkalnya. Momen ini kunikmati dan segera kubuka celana dalamnya, ternyata kemaluannya telah basah dan lembab. Saat kubelai belahannya masih terasa rapat, jadi mungkin dia belum sampai sejauh itu, pikirku.

“Kamu di atas Nov…” kataku menarik badannya ke atas menduduki pinggangku. Perlahan dengan tangannya yang menggenggam batang kemaluanku mulai diarahkannya ke lubang kemaluannya. Kepala kemaluanku perlahan ditekan dengan bibir kemaluannya dan perlahan membelah bibir kemaluannya yang telah basah membuat lebih mudah kepala batang kemaluan itu menyusup belahannya.

Terus Gina menekan ke bawah pinggulnya dan, “Akhhh…” erang Novi. “Enaaakkk… aduuhhh pelan-pelan, enakkk…” desahnya. “Uufff… yaa enaakk…” desahku keenakan. Pelan-pelan batang kemaluanku makin lama makin tenggelam ke dalam liang kemaluannya. “Akkkh… masuuukkk… ookkhh kontolllu… akkkggg… ennnakkkk…” erang Gina terpejam.

“Gilaaa… liang kemaluan kamuuu… masih rapat Ginnn…” kataku sambil menghentakkan pinggulku ke atas dan menariknya ke bawah perlahan seperti slow motion berulang kali. Setelah sepuluh kali dengan gerakan itu, terasa telah dengan bebas dan mantap terkendali kemaluanku menyodoknya. Lama kemudian gerakan batang kemaluanku makin mantap menyodok liang kemaluan Gina.

Dengan sepenuh tenaga kugerakkan pinggulku naik turun tanpa henti sebanyak dua puluh kali membuat Novi berteriak sambil matanya terpejam histeris, “Aaakk.. akhhh.. akkkhh… oohhkkk… aahhh.. uufff… aduhhhh… giilllaa… aahhh… aadduuhh…” terengah Novi.

Sangat bergairah dia dengan gerakanku membuatnya membalas gerakanku dengan hentakan kasar. Novi segera menghentakkan pinggulnya cepat kadang dia melakukan gerakan memutarkan pinggulnya sehingga terdengar bunyi “Brreeoott… brreettt… brreeeoott…” Rupanya telah banjir sekali di dalam liang kemaluannya tapi dinding kemaluannya tetap menjepit batang kemaluanku. “Luar biasa, gila kamuuu hot bangetttt.. Ginnn…” kataku.

“Gue mauuu yang kuattt… yang kuattt nekannya ahhkkk.. yang panjang kontolnyaa… akkkhh terusss ngentotin kontolnya… akkgg…” erang Novi histeris. Kurasa Trisno juga mendengar erangan Novi karena pintu kamar tidak kututup ketika Novi masuk tapi biar saja dia terangsang, pikirku.

Selang lima belas menit ternyata gerakannya makin panas saja. Habis sudah kemaluanku dihisap ditarik di dalam liang kemaluannya. Sementara badannya telah keringatan, “Aahh… aaahhkkk… uufff… ennaakk…” desah kami berdua. Kadang aku sengaja mengangkat pantatku tinggi-tinggi dan dia menekan kemaluannya makin ke bawah terus pinggulnya berputar-putar sehingga terdengar bunyi “Breeet brett brrett…” Terasa panas di sekitar batang kemaluanku.

Kuat juga aku telah dua puluh menit dengan gerakan yang membuat keringat membanjir tapi sampai saat ini belum terasa juga kalau air maniku akan keluar. Biasanya yaaa dengan gerakan yang seperti biasa paling lama sepuluh menit keluar air maniku. Mungkin karena aku ingin membuktikan bahwa aku juga bisa kuat dari teman baikku.

Yang jelas batang kemaluanku dalam keadan stabil menegang terus dan gerakanku tidak berubah. Kadang lembut dengan hentakan yang kuat dan kasar dengan gerakan memutar dan mengocokkan batang kemaluanku terasa seperti membor lubang kemaluannya dan ternyata Novi menyukai gerakan dan hentakan yang kulakukan.

“Giiilaaa.. kamu kuat sekali… tumben tuh… oohh gue puaasss…” desah Novi keenakan dengan tersenyum puas. “Ya sudah lama ya Nov, nggak beginii…” desahku. Karena tidak keluar-keluar juga ini air mani, akhirnya kami kecapaian sendiri. Dalam keadaan terengah-engah keenakan kami berhenti sebentar. Akhirnya aku tanya ke dia, “Bagaimana kalau kita istirahat dulu Nov..” ternyata dia mengangguk setuju dengan muka memerah dan keringat di dahinya menetes. Aku usul lagi,

“Kita keluar yukk… Nov.. kasihan Trisno… sendiri di luar,” kataku. Tanpa bertanya lagi Novi lalu melepas segera batang kemaluanku dari lubang kemaluannya. Rupanya dia juga belum tuntas dan keluar dari kamar berjalan dengan telanjang bulat. Dia keluar sendiri, sementara aku menjadi bengong. Ternyata Novi tanpa bertanya lagi keluar kamar dalam keadaan badan telanjang bulat.

Gillaa! sudah konak dia rupanya. Beraninya dia telanjang bulat menemui Trisno di ruang depan. Aku tersentak, segera ke kamar mandi mencuci kemaluanku yang telah basah oleh karena air kenikmatan dari liang kemaluan Novi. Di kamar mandi aku berpikir ngapain Novi di luar bersama Trisno, tentunya Trisno terkejut dengan kehadiran Novi yang telanjang bulat di hadapannya. Setelah cukup lama di kamar mandi membersihkan diri sekitar kemaluanku. Perlahan aku keluar kamar dan berdiri di pintu. Kulihat sesuatu yang telah membuat aku terkejut. Gila! aku jadi terangsang sendiri melihatnya.

Novi ternyata dalam posisi yang sangat seksi sekali. Mungkin Novi telah tinggi birahinya. Sepertinya telah terangsang penuh birahinya dan tanpa malu dan ragu lagi dia dalam posisi menungging. Dalam posisi menungging di atas kursi dalam keadaan telanjang bulat. Terlihat tubuh putih mulusnya dengan lekuk tubuhnya, bokongnya putih mulus dan pinggul yang cukup besar pinggangnya yang ramping.

Bokongnya yang tinggi ke atas dan buah dadanya menjuntai keras membentuk bulatan dengan putingnya yang telah mengeras, rambutnya yang hitam dan panjang lurus sebagian tergerai kesampingnya, sebagian lagi menutupi pundaknya yang halus dengan bulu-bulu halus di sekitar pundaknya menambah seksi posisinya. Sementara tangan kiri Trisno mengusap dan membelai serta kadang meremas bongkahan pantat Novi yang sedang menungging itu. Tangan kanan itu meremas buah dada Novi dengan remasan perlahan dengan jemari menjepit puting Novi.

Trisno telah menarik celananya sendiri berikut celana dalamnya ke bawah di antara lututnya. Batang kemaluannya terlihat menegang keras dan besar dengan bulu-bulu kemaluan yang berwarna hitam. Sedangkan kepala kemaluannya berwarna merah dengan diameter ukuran botol Aqua 600 ml.

Ukuran batangnya panjang 23 cm, diameter batangnya 6 cm. Terlihat kepala kemaluannya tengah dicium-cium oleh bibir Novi. Novi ternyata sedang asyik menciumi kepala batang kemaluan dan belahan air kencingnya. Dengan posisi menungging, dalam keadaan telanjang bulat, perlahan-lahan mulut itu menelan kepala dan batang kemaluan itu. Hampir tidak muat mulut Novi menelan kepala itu.

Mulutnya harus membuka selebar-lebarnya dahulu baru dapat mengulum batang kemaluan Trisno. Perlahan dan tak lama kemudian terlihat kepala Novi naik turun ke atas ke bawah dan kadang lidahnya menjilati batang kemaluan Trisno yang besar.

“Aahh Gooddhhh…” desah Trisno terpejam keenakan. Sementara Novi hanya mengerang karena tangan Trisno terus memberi remasan di sekitar kemaluannya. Terlihat tangan kiri Trisno menyusup dari bawah badan Novi dan berhenti jemarinya ketika berada di belahan selangkangan paha Novi. Jarinya bergerak membelai belahan kemaluan Novi yang telah basah. Setelah kurang lebih lima menit menyaksikan adegan yang mendebarkan jantung, perasaanku berdebar kencang karena terangsang.

Aku benar tidak sabar melihat adengan itu. Kemaluanku mengeras.... - Poker899 | Agen Poker Terpercaya

Cerita Panas - Herline Si Tetek Montok 34A

Herline Si Tetek Montok 34A


Poker899 | Agen Poker Terpercaya - Suatu hari telepon di kantorku berbunyi. Saat kuucapkan “halo”, terdengar suara merdu dari seberang sana. “Siang, bisa bicara dengan Pak Vito?” “Ya, saya sendiri, dengan siapa saya bicara?” “Oh, ini Pak Vito? Pak, ini Herlin dari toko *** ” Aku hanya mengiyakan, aku tahu itu adalah sebuah toko handphone di mall ini.

Aku mengira dia pasti akan membicarakan masalah operasional, atau komplain tentang pengelolaan gedung ini. Ternyata dugaanku meleset. “Ada yang bisa saya bantu Bu Herlin?” Aku biasa memanggil semua orang dengan sebutan Bu, baik masih muda ataupun sudah berumur, sekedar untuk formalitas. “Saya dengar-dengar cerita tentang Bapak, saya ingin bertemu dengan Bapak, kapan Bapak ada waktu?” “Saya selalu ada waktu Bu, silakan datang kapan saja Anda suka.”

10 menit kemudian, gadis muda berusia 22 tahun ini telah ada didepanku dan menceritakan segala keluhannya. Dia merasa tidak PD dan minder dengan penampilannya, padahal menurutku dia sudah dalam segala hal, dari wajahnya yang cantik, ukuran tubuhnya sangat proporsional, kulitnya yang kuning langsat tanpa noda, hanya saja dadanya kecil, tapi paling tidak nilai totalnya 8 (menurutku). “Apa yang membuat Ibu berpikir demikian? Saya rasa Ibu sudah memiliki segalanya. Saya yang gemuk gini aja PD kok” Dia tersipu sambil berbisik, “Maaf Pak, tolong jangan panggil saya Ibu, saya masih single, panggil saya Herlin.” Aku mengangguk.”Dan jangan panggil aku Pak, panggil aja Vito.” Dia mengangguk. “Dan.., kamu bisa menyimpan rahasia ngga Vito?” Aku memastikan hal itu kepadanya. Kemudian dia menceritakan, bahwa dia minder dengan dadanya yang berukuran hanya 34A.

Aku cukup kaget, karena sebelumnya aku tidak pernah menjumpai “pasien” yang mempunyai keluhan seperti ini. “Herlin, jujur saja aku baru pertama kali menghadapi keluhan seperti ini. Kamu pasti tahu kan, kalau selama ini aku hanya menangani pasien pasien dengan keluhan yang ‘lumrah’, Aku ngga tau bisa berhasil atau tidak. Lagipula aku punya istri, gimana aku harus menjelaskan ke istriku?” Herlin mengangguk dan tersenyum, “Aku tidak akan menceritakannya kepada siapapun, aku juga malu kalau sampai orang tahu. Dan aku harap kamu mau mencobanya dulu, kita ngga tau hasilnya kalau belum mencoba dulu kan?” Aku berpikir keras sebelum aku menyanggupinya. Herlin tersenyum dan memberikan kartunamanya kepadaku. “Aku tunggu kamu di rumahku malam ini jam delapan.”

Jam delapan lewat lima menit aku sudah berada di rumah Herlin. Rumahnya tidak begitu besar tapi terasa nyaman dan sejuk.
“Kamu tinggal sendiri di sini?” tanyaku. “Ngga, sama temen-temen, tapi pada punya acara sendiri-sendiri ama pacarnya. Makanya aku nyuruh kamu datangnya hari ini, biar dirumah ngga ada orang. Yuk cepetan, nanti keburu temen-temen pulang” Aku mengangguk dan mengikuti Herlin yang melangkah ke kamarnya.

Kamarnya didominasi warna pink muda, dingin hembusan angin dari AC terasa di kulitku, membuatku merinding. Dengan malu-malu Herlin membuka kaos dan branya, dan aku menyuruhnya tidur terlentang. Sejenak aku agak grogi karena baru pertama kali melihat tubuh wanita selain istiku setengah telanjang, tapi bagaimanapun aku harus melaksanakan kewajibanku. Aku mulai terapi dengan memijit titik-titik darah yang berada di pundak dan dada atasnya. Setelah kurasa darahnya telah mengalir lancar, aku mulai memijit payudaranya dengan pijitan yang lembut.

Payudaranya kecil tetapi terasa kencang. Herlin memejamkan matanya dan sesekali mengeluarkan lenguhan dan erangan saat tanganku menyentuh putingnya yang berwarna coklat muda itu. Tak kusadari, adikku mulai berdiri. Bagaimanapun juga, aku sebagai manusia normal tetap bisa terangsang, apalagi berada dalam satu ruangan dengan wanita muda yang cantik setengah telanjang dan aku sedang memijit payudaranya. “Vito.., jangan disitu terus dong mijitnya, geli..” Aku terkejut, tanpa kusadari pijitanku lebih sering berada di daerah sekitar putingnya. “Ha? ehm.. iya.. maaf.” Herlin mungkin melihat wajahku yang memerah, dia tertawa dan berkata, “hi..hi..hi.., kenapa? Kamu terangsang ya..? Ngga pa pa deh, aku juga suka kok.. Cuma agak geli aja..” kata-katanya membuatku semakin gugup. “eh.. kayaknya hari ini cukup dulu deh Lin, mungkin besok bisa diterusin..” jawabku. Herlin semakin ngakak, “Vito.. kamu kok lugu banget sih? Nggak pa pa.. terusin aja.. Kenapa? takut ketahuan istri kamu ya?”


Herlin merengkuhku dalam pelukannya dan mencium bibirku dengan lembut. Aku terhenyak, tapi dia kembali menarikku dan memagut bibirku dengan penuh nafsu. Dalam kebingunganku dia berbisik, “Vito.., sudah lama aku menantikan hal ini.., begitu lama aku memendamnya.., aku sayang kamu Vito.. Bercintalah denganku Vito..” Aku cuma bisa duduk diam kayak orang bego. “Aku pikir kamu salah orang Lin.. Kalau kamu pikir aku bisa membuat kamu bahagia, kamu bener-bener salah.. Aku gemuk, eemm.. barangku kecil.. terus.. ekonomiku pas-pasan, dan yang terutama, aku sudah punya istri dan anak.. Kamu becanda.. Kamu pasti becanda kan?” tanyaku tak percaya. Herlin tersenyum manis dan berkata, “Vit, biar kujelaskan dulu.., dari dulu aku memang suka dengan pria yang bertubuh gemuk. Aku ngga peduli barangmu kecil atau apa.. kamu lihat juga dong, susuku kan kecil juga. Aku rela jadi istrimu yang kedua, dan lagian aku kan kerja juga, jadi kamu ngga usah bingung masalah perekonomian..” Jelasnya panjang lebar. Herlin menatap mataku dalam-dalam, seakan ingin menunjukkan ketulusan hatinya. Kupeluk dia erat-erat, Herlin menciumi seluruh wajahku, dan kubalas ciumannya dengan tak kalah bernafsu.

Herlin membuka satu persatu kancing kemejaku lalu tangannya membelai dada dan perutku dengan lembut. Kurasakan bulu ?bulu halus di sekujur tubuhku berdiri. Sentuhan tangannya begitu lembut. Herlin tidak berhenti, dia memelorotkan celana panjang dan celana dalamku, lalu dengan sigap dia memegang adikku yang sudah berdiri tegak. Barangku memang tidak panjang, bahkan bisa dikatakan ukuran mini. Herlin mulai mengelus-elus adikku dan mengocoknya dengan lembut. Jari-jarinya yang lentik terasa dingin saat menyentuh batang kemaluanku. Aku tak mau kalah, kulepaskan celana pendek yang dia kenakan, dan terlihat dia memakai CD semi transparant sehingga terbayang rerimbunan bulu-bulu yang tidak begitu lebat. Kuelus bukit kemaluannya dari luar CD yang ia kenakan, Herlin melenguh, “oouuhh.. Vito.., aku milikmu..” Aku hisap puting susunya yang telah mengeras, lalu aku mainkan dengan lidahku, kupuntir-puntir dengan bibirku sementara tangan kiriku meremas-remas payudaranya yang satu lagi, dan tangan kananku menyelusup masuk di balik CDnya dan membelai bukit kemaluannya. Perlahan kubuka belahan vaginanya, terasa sekali vaginanya telah basah oleh cairan yang keluar terus menerus dari vaginanya.

Kumainkan kelentitnya dengan jari tengahku, Herlin mengerang dengan sangat keras, merasakan kenikmatan yang dia terima saat ini. “aauuhh..aahh.. oohh teruuss Viit, teruuss.. Aaahh..” Aku terus memainkan kelentitnya sambil terus menyusu padanya, sementara tangannya masih terus mengocok-ngocok kemaluanku dengan lembut, dan sesekali pegangannya agak mengencang, apabila dia merasakan kenikmatan. Aku tak sabar lagi, jari tengahku aku masukkan sedikit demi sedikit ke dalam lubang vaginanya, spontan dia berteriak dan menarik tubuhnya, “jangan..”

Aku memandangnya dengan perasaan heran, kemudian dia berbisik di telingaku, “I’m still virgin.., aku ngga mau perawanku hilang oleh jari, aku ingin dengan ini,” katanya sambil mengelus kemaluanku.” Lagi-lagi aku terkejut. Aku tidak menyangka masih ada gadis sekarang yang bisa menjaga keperawanannya sampai usia yang cukup matang. Dan lagi-lagi kebimbangan hadir dalam pikiranku, masa aku harus memerawaninya? “Lin, kamu masih perawan?” tanyaku tak percaya. Dia mengangguk. “Aku ingin memberikan mahkotaku ini kepada orang yang ku cintai. Aku sudah bilang, aku rela menjadi istri kedua. Toh nanti pada akhirnya aku akan memberikannya padamu juga, jadi untuk apa kita tunggu lama-lama?” Herlin mengatakan hal ini dengan mantap.

Sejenak kemudian dia merebahkan dirinya diatas kasur sambil mengangkangkan kakinya lebar-lebar. “Aku siap untuk menerimamu sayang..” Setelah ia mengatakan ini, aku langsung berlutut di depannya dan kupeluk dia erat-erat. Dia menciumi wajahku dan aku memulai mneggesek-gesekkan batang kemaluanku di lipatan vaginanya. Terasa sekali banyaknya cairan yang keluar dari liang kewanitaannya.

Perlahan-lahan kutusukkan penisku ke vaginanya, Herlin memejamkan mata sambil menggigit bibir bawahnya. Sedikit-sedikit kudorong penisku, dan kurasakan ada yang sedikit mengganjal, lalu kudorong sekuat tenaga, bleess.. “hheegghh..aauuhh..” Herlin menjerit tertahan, dan terasa ada cairan hangat yang membasahi penisku, mengalir keluar ke pangkal pahaku. Lalu aku perlahan mulai menggoyangkan pantatku maju mundur dan terasa jepitan vagina Herlin di penisku. Herlin mulai merasakan nikmat, terlihat dari nafasnya yang memburu dan desahan-desahannya yang membuat suasana bertambah merangsang. “mmhh..mmhh..aauuhh..oohh.. Vitoo.. teruuss.. auuhh..
Aduh.. Pelan dikit Vito.. ”
“Herlin.. oohh.. enak banget sayang.. oouuh.. goyangin pantatnya Lin..”
“Ooouuhh.. aku ngga tahan Vito.. enak banget.. terus.. aahh.. uuhh.. aku.. aku.. ngga tahan lagi.. aahh..Vito..”
“Jangan ditahan Lin.., keluarin aja.. ”
“Vitoo.. Auuhh.. aku sayang kamu Vitoo..”
seerr..seerr..serr.. terasa hangat di penisku saat Herlin mengalami orgasme.
Aku tetap menggoyangkan pantatku maju mundur semakin cepat sehingga mengeluarkan bunyi-bunyian akibat gesekan penisku dengan vagina Herlin.
Creep..creep..creek..clopp.. creek..
Herlin terkulai lamas merasakan kenikmatan yang baru saja dia dapatkan, aku pun merasa akan mencapai klimaks, “Lin, aku.. mau.. keluaarr..”
“iyaa.. Keluarin aja.. di daleem..” beberapa detik kemudian, aku memuncratkan seluruh energiku di dalam vaginanya
creett..creett.. cruutt.. creett.. Beberapa kali spermaku menyemprot di dalam vagina Herlin.

Aku merebahkan diri di samping Herlin, dan selintas kulihat spermaku bercampur darah perawan Herlin mengalir keluar dari vagina Herlin. Kulihat wajah Herlin begitu damai dengan nafas yang masih agak memburu. Beberapa saat kemudian Herlin membuka matanya dan tersenyum kepadaku, sambil memelukku ia berkata, “Vito, jangan tinggalkan aku yah.. Aku sayang banget sama kamu..” Aku hanya mengangguk pelan, walau di hatiku masih terdapat kebimbangan. Sampai aku menulis cerita ini hubunganku dengan Herlin masih tetap berjalan tanpa ada orang yang mengetahuinya..

Istriku sempat curiga denganku, tetapi setelah kujelaskan bahwa Herlin adalah rekan kerja, dia percaya dan tidak pernah lagi menanyakan hal ini lagi. Untuk para netters yang ingin berbagi pengalaman dengan saya, silakan kirim imel. Begitu juga bagi para netters yang ingin berkonsultasi mengenai pengobatan alternatif, juga dapat menghubungi saya via imel atau telepon langsung. Terima kasih. - Poker899 | Agen Poker Terpercaya

Cerita Panas - Diriku Dikuasai Nafsu

Diriku Dikuasai Nafsu


VAZBET | Agen Tembak IkanAku adalah seorang pegawai sebuah perusahaan di Aceh. Aku sudah menikah sejak tahun 2014, dengan seorang wanita bernama Wulan. Adik iparku (adik kandung istriku) menikah dengan seorang wanita bernama Rini yang menjadi teman selingkuh ku untuk beberapa waktu.

Sedikit curhat, pernikahanku kali ini di ujung tanduk. Yah kalau diliat dari biografi singkat yang kuceritakan di atas, bisa diambil kesimpulan apa dan siapa penyebabnya. Yak, selingkuh dan aku pelakunya. Untungnya, teman selingkuhku yang ketahuan kali ini bukan istri adik iparku, melainkan “teman” dari aplikasi media sosial “KitaNgobrol”. Ruginya, ya banyak banget. Salah satunya adik iparku sontak memusuhiku, sekaligus istrinya terpaksa ikut perintah suaminya. Rini (Dalam suatu kesempatan, Rini bertemu dan langsung memohon agar hubungan kami jangan disebarluaskan. Aku pegang tangannya dan kupastikan bahwa aku bukan orang seperti itu. Sampai sekarang kami belum berkomunikasi lagi)

Pertengkaran dengan istriku tidak bisa dielakkan. Aku hanya mampu menyembunyikan bahwa aku baru melakukannya sekali , dan memastikan itu hanya coba2 dan tidak akan pernah terulang lagi. Tapi yang namanya emosi kadang tidak bisa dikendalikan, istri mengamuk sejadinya dan membawa masalah ke ranah keluarga besar. Berabe.

Akupun terpaksa pindah ke tempat kos karena istri muak liat wajahku. Dalam keadaaan terlunta2 mental dan tertekan seperti ini, aku pun berusaha mencari pelarian dengan menginap di kantor dan merepotkan pegawai lainnya dengan sesekali nginap di rumah mereka.

Adalah rekan kerjaku sejak tahun 2016 kemarin, bernama Putri, seorang wanita kelahiran medan berdarah batak. Putri ini seorang alpha-woman-type, artinya keras kepala dan cenderung egois. Awal mula kehadirannya saja sudah langsung nyuruh2 orang lain jelasin peraturan/SOP ke dia, padahal jelas orang lain itu (aku) jauh lebih lama bekerja disini.

Soal perawakan, Putri tidak didukung wajah yang menarik. 3-size-measurement? Minus malah di bagian depan. Parahnya, putri lebih senang untuk tidak memakai make-up bahkan dalam situasi formal sekalipun. Makanya di usia nya yang menginjak 30 tahun ini, aku paham kenapa pacarnya mutusin dia. Padahal kalau memakai make up, Putri dapat kelihatan lebih menarik.

Kami sudah setim hampir 2 tahun lamanya. Baik profesional ataupun urusan personal sudah sering kami bahas. Makanya ketika dia tahu aku bertengkar dengan Wulan, dia langsung bertanya “Kau apain dia?” dengan gaya khas anak bataknya. Kalau sudah pake gaya begini, mendingan dijawab dengan serius atau langsung cabut, sebelum diajak debat yang ujungnya ngabisin energi.

Akupun menerangkan secara garis besar apa masalahnya. Kata2 bodat pun keluar dari mulutnya ditujukan padaku. Aku hanya bisa tersenyum meringis, membayangkan bahwa rekan kerja ku pun bakal memusuhiku (aku mengerti kenapa, kan dia diputusin pacarnya . Jadi dimata dia, aku sama brengseknya dengan mantan co nya). Hari aku menceritakan kasusku, adalah hari dimana Putri sama sekali tidak memperdulikanku. Untungnya kerjaan kami sedang tidak banyak dan mampu kuhandle sendiri. Tapi aku bertekad baikan sama dia, karena urusan kantor memang tidak boleh bercampur dengan urusan pribadi. Sangat mempengaruhi output dan kinerja.

Esoknya kubeli sebatang chunky bar dan sebungkus chitato besar. Berhubung meja kami sebelahan, gampang saja kutawarin dia makanan tersebut. Dengan pelototan dan jawaban ketus, dijawabnya tidak. Aku langsung ketawa2. Kuhimbau pada nya untuk tidak melarutkan masalahku ke profesionalisasi kami. Dia menatapku dan menjulurkan tangannya ke bungkus chitato. Yah, setidaknya rekan kerjaku tidak memusuhiku.

Untuk meredakan bencinya, kubiarkan dia sepanjang pagi itu merepet dan memaki ku atas tindakan ku kepada Wulan. Tidak sekalipun kusanggah, tidak sekalipun kutepis. Suaranya sampai bergetar, air mata mulai memupuk di matanya. Aku hanya bisa bilang maaf berulang kali. Siangnya, suasana sudah mulai berubah karena dia mulai bertanya di mana aku tinggal.

“sesekali di kantor” jawabku. “hah, tidur dimana kau?” tanya nya. “noh korsi2 itu kalo dijejer bisa buat tempat tidur. Yang penting punggungku nyandar aja”. Dia geleng2 kepala dan bilang aku gila. Padahal dia ga tau kalo tinggal di kantor dengan air bersih, listrik gratis, serta wifi dengan kuota gede itu menyenangkan <<< korupsi. Kami pun kembali fokus ke kerjaan masing2.

Selepas istirahat, darah batak yang mengalir di tubuhnya kembali menghangat. Tapi tidak memanas, hanya interogasi kecil yang ingin dituntaskannya.

Putri (P) : Kok bisa lah kau gituin dia rud?
Aku (A) : bah, masih belum puas?
P : bukan loh, ga abis pikir aku soalnya. Kalian (red:laki2) kek ga ada puas2nya. Ngebuang bunga demi sampah di jalan
A : Ini mau digimanain lagi coba? Aku kan dah minta maaf juga. Penyesalan kan selalu datang telat, kalo di awal kan namanya pendaftaran.

Berkat perkataan cuek ku, aku berhasil membuatnya tertawa. Mungkin, mungkin karena aku belum “menyentuh” wanita selama 3 minggu terakhir, tawa dan ekspresi Putri membuat nafsuku tidak stabil. Wanita rekan kerjaku selama ini yang kuliat biasa saja, bahkan cenderung tidak menarik perhatianku, membuat insting lelaki ku aktif. Tanpa sadar, aku memegang kedua tangannya yang bersila di paha nya. Kugenggam dan kutatap matanya sambil tersenyum.

Putri kaget dan langsung menarik tangannya. Aku kembali mengeluarkan perkataan cuek “Lumayan megang tangan cewek” sebelum dia berkata apa2. Putri langsung merespon “segitu pengennya ya?”, yang langsung kujawab “udah hampir sebulan loh. Bosen pake tangan sendiri”. Putri langsung melotot tajam “Jadi kau kira aku tempat pelampiasan?” dengan nada meninggi. Akupun langsung berkilah “enggak loh put. Bukan pelampiasan, kau tempat aku mencurahkan rinduku” disertai senyum seringaiku, berharap ini tidak jadi pembantaian umum.


Putri langsung menjawab “sama aja kampret” dan kembali menghadapi kerjaannya. Dalam artian lain, sebenarnya aku sudah di zona selamat karena berhasil mengalihkan pembicaraan kasus ku ke mesumku. Namun, sekarang otakku dipenuhi pikiran mesumku. Aku ingin bersetubuh. Tepatnya, aku ingin memasukkan alat kelaminku ke lubang kenikmatan Putri. Kupandangi tubuhnya terutama di bagian payudara. Sadar aku memperhatikan dirinya, Putri balas menatap tajam dan sedikit membentak “apa?”

Pikiranku langsung cepat bereaksi. Putri adalah seorang alpha-type, dia ga akan segampang itu peduli, meskipun kepada rekan kerjanya sendiri. Pikiranku berlanjut, Putri sudah lama tidak pacaran. Ini berarti taruhan 50-50. Aku harus mencoba, batinku berkata.

“Enggak. Aku cuma mau pijet2 badanmu aja” sergahku sambil mengarahkan kursi ku ke belakang nya dan sekaligus memegang bahu nya. Putri sedikit berteriak “apaan seh?” sambil menepis tanganku dari bahu nya. Langsung sigap kutangkap tangannya. Putri langsung melotot tajam sambil berkata “Rud, aku marah. Lepasin”.

Taruhanku sepertinya salah. Tapi otakku masih dipenuhi pikiran mesum. Dengan sedikit tercekat, aku mengeluarkan kata2 “Put, tolong aku put” sembari tidak menghiraukan perintahnya untuk melepaskan tangannya. Putri menjawab tegas “ENGGAK. LEPASIN”. “Put, bantuin napa. Ga usah sampe “kesana” deh. Bantuin aku “keluar” aja. Janji (janji? lol)” kataku dengan penuh harap sambil tetap memegang tangannya.

Putri terdiam sejenak. Disaat seperti ini, aku tidak membiarkannya berpikir. Aku langsung menyambung perkataanku “Iya ga sampe ngapa2in. Nanti aku bantuin juga kau deh” sambil menurunkan tangan kami berdua ke arah paha nya. Aku memanjangkan jari kelingkingku ke arah paha nya, sedikit membelai, berharap semoga rangsangan ini sampai. Putri tidak berkata apa2. Putri diam, seperti terpasrah. Aku celingak- celinguk liat keadaan, dan langsung menghambur ke depan memeluk putri seraya berkata “Makasih ya put”. Aroma rambutnya menelusuk hidung, bercampur dengan nafsu yang ingin segera kutuntaskan. Putri berbisik “jangan disini. dimana?”. Akupun berdiri, memberinya kode untuk mengikutiku ke ruang kesehatan.

Ruang kesehatan kantor kami terletak di ujung lantai 2. Ruang ini sederhana, hanya ada tempat tidur rawat, meja dan kursi kerja dokter, kursi tunggu dan AC. Ruangan ini serba praktis, sering dipakai untuk tempat istirahat ataupun tempat kongkow. Dan seperti biasa, kunci ruangan ini selalu tertinggal di dalam. Mungkin memang ada pegawai atau pejabat lain yang memakai nya seperti yang akan kulakukan. Tapi itu bukan urusanku.

Putri pun masuk. Aku langsung mengunci pintu dan mendekap dia dari belakang. Tangan kananku langsung menggerayangi payudaranya, sedang tangan kiriku membelai area wanita nya dari luar celana hitamnya. Kali ini putri tidak bisa terdiam. Suara lirihan kecil mulai terdengar di telinga kiriku. Putri langsung membalikkan badan dan menyambar mulutku dengan mulutnya. Bibir kami beradu, aku berusaha memasukkan lidahku ke mulutnya. Sedikit kuremas payudaranya barulah lidahku bertemu dengan lidahnya. Tangan kiriku bergerilya masuk kedalam celananya. Gila ya put, pikirku dalam hati. Kuyakin kau juga menginginkan hal ini. Kau juga merindukan diginiin. Buktinya dengan basahnya celana dalammu.

Jari tengahku menerobos masuk ke liang vaginanya. Ciuman Putri mulai tak teratur dan terlepas. Desahan tertahan keluar dari mulutnya, yang memancing ku untuk meneruskan foreplay ini lebih lanjut. Tangan kananku bergerak melolosi kancing kemejanya, hingga Bh hitamnya terpampang dan tanganku bebas merabanya. Lidahku sekarang bergerak di leher kiri Putri, tangan kananku memilin dan meremas apa yang dapat di raihnya dibalik Bh hitam tersebut. Tangan kiriku tetap dinamis mengorek isi dalam lubang itu. Pikiranku dipenuhi dengan nafsu. Aku yakin putri sudah lupa dengan janji ku (janji yang mana? hahaha)

Kudorong pelan Putri ke arah meja kerja dokter. Putri mengerti dan duduk diatas meja tersebut. Kutanggalkan celana Putri, kulepaskan celana dalamnya sehingga liang kenikmatan yang sudah basah itu terpampang di hadapanku. Putri terkangkang pasrah di hadapanku, hanya kemeja yang terbuka separuh dan Bh hitamnya yang melekat di badannya saat ini. Kumajukan kepalaku untuk melekatkan mulutku ke vagina Putri. Sepertinya Putri juga mengharapkan ini, terbukti dengan dijambaknya rambutku ketika cairan vaginanya mulai kuisapi. Desisan desisan nafsu ini semakin membangkitkan gairahku.

Aku menurunkan celanaku. Kuhisap kembali lidah Putri sambil melepaskan Bh hitamnya. Kupilin putingnya dan aku berbisik di telinganya “Enak sayang?”. Putri menggigit pundakku sebagai jawaban. Kuciumi lehernya, kupermainkan puting payudaranya, kutekan2 klitorisnya. Sepertinya Putri akan membantu ku keluar kali ini. Tangannya menggenggam k0ntolku, naek turun, dan mulai mengarahkannya ke vaginanya….tanpa kuminta. Aku harus membantu Putri juga. Kudorong perlahan batangku, sekujur badanku dipenuhi kenikmatan duniawi itu. Kudorong terus sampai melekat kelamin kami. Kutatap mata Putri, kami kembali berciuman, dan Putri kembali menggigit pundakku.

Kami saling menyangga dan mengkait ketika aku mulai menggerakkan batangku maju-mundur. Setiap hentakan yang kulakukan dibalas dengan baik oleh goyangan Putri. Aku sama sekali tidak peduli dengan apa yang terjadi apabila kami ketahuan. Putri pun sepertinya sama. Bunyi meja berderit, desahanku, desahan Putri aku rasa dapat menjelaskan keadaan kami pada orang yang mungkin sedang tepat ada di luar ruangan. Aku tidak peduli. Putri sekarang terlentang di atas meja, kaki kiri nya kuangkat ke pundakku yang barusan digigitnya. Kupacu kembali tempo tadi. Putri semakin belingsatan. Tangan kiriku menekan klitorisnya. Gerakan putri semakin tidak karuan. Aku tetap memaju-mundurkan batangku di dalam lubang yang semakin basah tersebut.

Kenikmatan ini ekstasi bagi kami. Putri sepertinya kelelahan setelah batangku dipijat vaginanya beberapa kali. Kedua kakinya kuangkat, kucium betis nya seraya kembali menghentakkan batangku. Aku hampir keluar. Kupercepat irama gerakan pinggulku sebisa yang aku mampu. Makin cepat dan tak terkendali, Putri sudah seperti kehabisan napas, deritan meja makin keras, aku mulai teriak, teriak kenikmatan yang kulepaskan seketika cairanku mengisi dalam lubang vagina itu. Aku goyangkan terus, meresapi sisa2 kenikmatan yang masih ada.

Putri bangkit duduk dan merangkul leher ku, mencium ku, dan berkata “Enak sayang”. Aku pun tersenyum dan menjawab “Makasi ya sayang. Benar2 nikmat abang rasa” (padahal kami seumuran. Aku memakai kata abang ke dia biar mesra soalnya. hahaha). Aku langsung mengambil tisu dan mengelap baik kelaminku dan kelamin Putri. Putri sedikit merasa geli ketika kusentuhkan tisu itu ke vaginanya. “Padahal tadi niatnya cuma pake tangan. Aku malah mau pake mulut. Ujung2 nya ngentot juga kita ya” Ujarnya sambil tersenyum cemberut. Aku tertawa dan berkata “Lain kali di tempat tidur yok put. Mau?” . Putri hanya tersenyum mengangguk. Kami berdua bergegas memakai pakaian kami dan meninggalkan ruangan tempat pengalaman pertama kami, dengan disertai rasa was was dan teliti agar tidak ada bukti yang tertinggal. - VAZBET | Agen Poker Terpercaya

Cerita Panas - Februari Saat Kehilangan Perawanku

Februari Saat Kehilangan Perawanku


VAZBET | Tembak Ikan Online - Bunga-bunga bertaburan indah didepan mata Rein, aromanya nyaman di hidung membangkitkan semangat untuk segera meraupnya. Tak tersisa. Dia pun jingkrak-jingkrak. Ya, ini kali pertama Rein diijinkan Ayahnya untuk keluar dengan Dev, pacarnya. Setelah pertaruhan argumen dan sedikit ancaman dari Rein akan mengurung diri di kamar jika tak diijinkan keluar. Maklumlah Rein adalah anak perempuan satu satunya. Dan bukan pertama kalinya keinginannya harus dipenuhi. Meski menyimapan kekhawatiran Ayah dan Ibunya terpaksa mengijinkannya. Kata terakhir yang keluar sebelum mereka pergi adalah “ Dev, saling Menjaga ya?”. Bukan tak mempercayai Dev, tapi mereka sama-sama masih SLTP, masih terlalu kecil untuk diamanahi apapun.

Seperti burung lepas kandang, mereka terbang jauh mengelilingi batas-batas daerah, mereka tak sadar musuh tentunya siap-siap dengan taringnya. Sampailah mereka jauh dari Desa, dari pantauan kakak Rein, orangtua dan masyarakat yang akan membela mereka. Taman Rimba. Ya letaknya didalam Kota. Meski dalam Kota, taman ini adalah hutan buatan tempat binatang yang dilindungi. Biasanya jika disiang hari tempat ini dijadikan liburan keluarga. Hiburan murah meriah sambil mengenal satwa bagi anak anak mereka. Dev memilih tempat ini karena pada malam itu akan banyak pasangan ABG yang merayakan Hari Valentine dan mencatatkan moment paling berharga dalam sejarah percintaan mereka.

“Dev, kita pulang yuk!” Rein mulai jengah dengan suasana taman, makin malam makin banyak muda mudi yang datang. Sebagian dari mereka bertahan tetap di arena menikmati acara yang disediakan panitia. Ada juga yang menghabiskan waktu dengan keliling taman, duduk-duduk, tak sekali Rein jumpai pasangan sedang berpelukan, lip kissing seperti yang dilihatnya di film-film percintaan Korea bahkan lebih… Saat itu sulit dibedakan mana penghuni taman rimba dan mana yang pengunjungnya.
“Bentar lagi Rien, sayangkan jauh-jauh kita cepat pulang. Acaranya baru juga dimulai. Siapa tau nanti kita dapat doorprize atau kita dinobatkan jadi pasangan paling mesra. Apa kamu gak ingin kita selalu mengingat moment ini. Ketika semua orang memandang iri”. Manjur, perkataan Dev meluluhkan hati Rein untuk tetap bertahan. Dev adalah cinta pertamanya. Dia sangat menyayangi lelaki itu dan tak ingin buat dia kecewa.

Jam menunjukan pukul 21.40 WIB ketika Rein melihat jam pada handphonenya. Ada banyak panggilan tak terjawab disana. Ia lupa untuk mengubah nada silent dari sepulang sekolah tadi. “ Rein, kamu dimana? Lekas pulang! “, itu sms yang dikirim kakaknya. Hendra. Ren semakin gusar.
“Dev, pokoknya kita pulang sekarang! Ayah cemas. Ini sudah terlalu malam.” Dev hanya pandangi wajah kekasihya itu sekilas dengan gurat kecewa. Karena ia masih ingin menikmati acara demi acara. Dev berlalu menuju tempat parkiran. Rein mengambil helm dari tangan Dev masih tetap dengan isyarat sunyi.
Suasana mencekam, gelap dan sunyi, suara sound speaker terdengar sangat jauh. Tiba-tiba motor yang dikendarai Dev mogok. Bagi orang yang waras tentu lebih memilih tidur berselimut dirumah dari pada keluyuran. Kalau tidak karena permintaan Dev tentu Rien lebih memilih dirumah saja. Rien masih mengingat permohonan Dev.

“ Rien, sekali ini saja, malam Valentine. Malam kasih sayang. Malam seluruh dunia berbahagia. Merayakan!. Besok jam sekolah kosong juga hanya diisi eskul kan?”. “Menyesalkah ? entahlah dilain sisi Rein juga menikmati setiap detik, menit dan seluruh waktu bersama Dev. Setiap getaran yang mengalir mengingatkan pada Rien, mungkin cinta memerlukan pengorbanan. Pengorbanan ?
Pada akhirnya Rien benar benar dituntut untuk berkorban. Pengorbanan yang tak pernah diharapkan. Dibayangkan, oleh Dev, dirinya atau siapapun juga. Pengorbanan yang sia sia. Konyol. Sewaktu motor Dev mogok, dua orang pria tinggi besar berpawakan polisi menghampiri.
“kalian disini ngapain?” Tanya seorang lelaki yang berambut ikal kepak
“ motor kami mogok, Bang! “
“Alasan! Kalian mau mesum ya ?”
“ bener! gak bang! Jawab Dev, yang mulai menciut mentalnya. Pasalnya dua lelaki itu membentak.
“ikut kami! Ajak lelaki itu setelah bertanya alamat dan kartu pelajar. Lelaki perpawakan polisi itu mengintrogasi Dev dan Rein secara terpisah.
“ kamu pasti sudah mesum ? kamu sudah tak perawan kan ? Tanya lelaki itu ke Rein
“ Rein hanya terisak pasalnya dia takut suara tinggi, bentakan. Orang tuanya tak pernah membentaknya. Ditambah lagi suasana hutan yang gelap, hanya cahaya handphone dari lelaki asing itu. “Dev, dimana kau ?“ pikirnya.


“Dev!!!” hanya kata itu yang sanggup keluar. Sekarang Rien benar-benar takut bukan saja karena bentakan tapi laki-laki itu menyusupkan tangannya dikemeja Rien
“ Alahhh!, kamu juga sudah tidak perawankan?, jangan berisik ! Sal yang dipake Rien berpindah membungkam mulutnya. Tenaga lelaki itu terlalu kuat. Rien tak dapat berbuat apa apa dan tak mengetahui apa apa? Hal buruk telah menimpanya.
Ditempat yang berbeda Dev dimintai uang dan handphonenya. Jika tidak diberikan maka akan diancam dimasukan ke kantor polisi. Nyali Dev yang masih SLTP tak bertahan, dan tidak bisa berpikir panjang. Apalagi ia berasal dari Desa. Mentalnya bertekuk lutut diserahkan uang tiga puluh ribuan itu beserta handphonenya.

“ arrrgh! Kenapa kamu tak bilang dari tadi Rein? Geraham Dev saling bertemu. Geram. Setelah mendengar pengakuan Rein. Dia putar motornya kearah tempat dimana motornya tadi mogok. Dia putari seluruh taman. Sia sia. Tidak ia temui dua lelaki tersebut. Putus harapan ia beranikan diri untuk menghampiri pos satpam penjagaan dan menanyakan tentang dua lelaki tersebut. Tapi penjaga mengaku tidak mengenali sama sekali dengan ciri ciri yang disebutkan. “ kalau polisi yang patroli disini biasanya pake seragam Dek” jelas penjaga tersebut. Setitik jalan keluar tak mereka temui sedikitpun, semua tertutup. Gelap dan semakin gelap seperti hari yang hampir mendekati tengah malam. Dev dan Rien merayakan hari Valentine penuh dengan tangis. Tangis yang tak akan pernah kering sampai kapanpun.

Rien pagi pagi sekali datang ke sekolah. Ia sangat bingung harus bagaimana. Ingin segera ia bertemu dengan Dev. Matanya tak terpejam barang semenitpun. Bukan karena berkumpulnya rindu seperti hari biasa tapi karena kecemasan dan rasa shok bersekongkol disana. Tak disangkanya Dev sudah berada di kelas. Senyumanya berubah menjadi masam. Dia lihat Dev bersama Sri. Dilihatnya coklat ditangan Sri. “Dev, beri aku penjelasan?” ditariknya Dev kebelakang kelas.
“Rien, maaf aku masih jejaka. Gila!, kalau aku memperoleh yang tidak perawan”. Jawab Dev sambil menunduk. Sri sudah lama mencintaiku. Tidak salahnya aku mengobati kekecewaan ini dengannya. Aku kecewa Rien. Aku shok”. Sekarang Rien yang benar benar merasa gila. Tangisnya sudah kering. Badannya kehilangan kekuatan. Disandarkannya lama di tiang bangunan. Sunyi. Sampai tanda bel masuk berbunyi.
“ Maaf Rien, kuharap kamu baik-baik saja. Yuk kita masuk”. Kata Dev sambil berlalu.

Hari ini ruang kelas terpisah antara laki-laki dan perempuan. Kegiatan eskul hari ini diisi dengan kegiatan Rohis. Miss. Salsabillah adalah guru Bahasa Inggris yang dipercaya Kepala Sekolah sebagai tutor kegiatan Rohis di kelas dua. Kelasnya Rien. Banyak murid yang menyukainya, suaranya lembut, teduh, tak pernah marah-marah dan yang terpenting adalah dia bisa diterima oleh anak-anak dalam memberikan tausyiah meskipun dia bukanlah lulusan dari pesantren atau sekolah tinggi agama. Kedahsyatan dalam mencari ilmu Agama secara otodidak mengantarkannya menjadi sesosok muslimah yang ideal.
Betapa terkejutnya dia ketika sampai dikelas semua murid mengucapkan “ Happy Valentine Miss! Secara serentak. Wow. Disela kebingungannya murid-murid menyisipkan coklat, bunga atau entah apa isinya yang dibungkus rapi bersama sampul warna pink. Dia tak pernah merayakannya. Saat itu adalah waktu yang tepat untuk mengembalikan Aqidah dan menghapus lata murid yang ikut-ikutan merayakan Valentine.
“hari ini hari Valentine? Tanya Salsabillah kepada muridnya setelah kondisi lumayan tenang.
“ Iya Miss “
“Apa itu Valentine ?”
“Ah, Miss kolot masak hari gini gak ngerti valentine. Capek deh!!!” kata seorang murid.
Murid yang lain menimpali, “ hari kasih sayang Miss,”
“siapa yang bilang?” menarik perhatian muridnya. Suasana sunyi. “ sudah biasa Miss, kami ngerayain kata seorang murid yang agak jangkung “. Salsabillah mengelus dada di perdesaan seperti ini berita atau kabar kekafiran cepat sekali menyebar dan itu diikuti.

“ masih ingat dengan ayat yang mengatakan jangan mengikuti sesuatu tanpa ilmu pengetahuan?”. Kembali sunyi. Kemudian Billah melanjutkan, “kita tidak boleh mengikuti perayaan Valentine karena ini adalah kebiasaan orang orang kafir. Mau kita dimasukan kepada golongan orang orang kafir?”. Murid-muridpun menggeleng tanpa suara. Dari bangku paling ujung seorang murid bertanya, “ kenapa Miss? Kan Valentine bukan untuk orang berpacaran saja tapi juga untuk anak ke orang tua, sesama teman dan dengan guru. Bukankah itu baik? Kenapa dibilang mengikuti orang orang kafir. Kalau untuk yang pacaran bolehlah dibilang begitu.” Salsabillah tersenyum berarti tausyiah tentang haramnya pacaran minggu kemarin masuk kepemikiran anak muridnya. Kemudian Salsabillah mulai bercerita tentang asal usul kenapa Valentine itu haram. Diputarnya memori tentang asal usul ini yang pernah ia baca dari majalah Islam.

“ Valentine itu berasal dari nama seorang Santo yang dibunuh karena ia menentang Raja Claudius II yang melarang para pemuda untuk menikah pada zaman itu. Menurut Raja, pemuda yang menikah tidak bisa berkonsentrasi dalam berperang. Pada waktu itulah St. Valentine membangkang, ia tetap menikahkan pemuda-pemuda tersebut. Tapi lambat laun ia ketahuan. Raja marah lalu membunuhnya. Untuk mengenang dan mengagungkan keberanian sang Santo maka dikenallah pada hari kematiannya sebagai hari kasih sayang yaitu pada tanggal 14 Februari. Selain itu orang Eropa percaya pada tanggal tersebut adalah musim semi atau musim kawin. Makanya banyak orang-orang didunia yang ikut-ikutan ngerayain. Jadi bagi kita muslimah kita harus pahami sejarah ini. Perayaan ini tidak ada dalam Islam. Agar kelak kita tidak menyesal karena termasuk golongan kafir. Kalau kita ikut-ikutan ngerayain, kita tak ada bedanya dengan mereka seperti sabda Nabi Shallallahu ‘alahi wasalam “ barang siapa menyerupai suatu kaum berarti ia termasuk golongan mereka (HR. abu Daud ). Jadi jangan asal asal ikutan ya? Jika untuk memperingati hari kasih sayang bisa kok tiap hari tanpa mengkhususkan hari hari tertentu. Jadi masih mau ikutan merayakan Valentine nih? Mau digabunggin sama orang-orang kafir ?“ Tanya Sallabillah. Ia pandangi semua isi kelas. Ia lahap semua mata murid-muridnya. Semua tertunduk. Ada yang paham. Ada yang nyeletuk “ ih, Miss ni gak gaul banget, apa apa gak boleh”. Ia tersenyum dan berdo’a semoga diberikan hidayah dan pemahaman kepada murid muridnya. Dibangku nomor tiga ia tangkap sesosok Rein, tidak seperti biasa. Wajahnya pucat, ketika beradu pandang, matanya penuh dengan ketakutan.

Rein masih hanyut dalam pikirannya. Seandainay Rein dengarkan kata-kata Salsabillah untuk tidak berpacaran tentu tak akan seperti ini. Dulu dia tidak percaya kata-kata Salsabillah. Menurut Rein pacaran bukanlah berzina seperti yang dikatakan Salsabillah. Baginya pacaran hanya untuk memotivasi dia belajar. Semua sudah terlambat, Dev yang diharapkan bisa jadi motivasi belajar adalah lelaki brengsek yang tak punya hati sama sekali. Tapi Dev juga tidak bisa disalahkan, siapa yang mau dengan perempuan yang tak perawan? Lalu siapa yang disalahkan! Tuhan ? bukankah Tuhan sudah menegurnya, memanggilnya untuk tidak mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk (Al-Isra :32 ). “menagislahlah nak!, menagislah kalau kamu belum siap cerita sekarang, Ibu tunggu. Menangislah!, jika buatmu tenang!”. Diberikannya punggung Salsabillah. Mereka berdua berpelukan seperti seorang anak dan Ibunya. Rein terus menangis, ia mulai mengerti sebenarnya hidup ini memang penuh tangis entah tangis diciptakan karena kesalahan diri sendiri, entah karena orang lain atau memang waktunya harus menangis. - VAZBET | Agen Poker Terpercaya